Pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) Provinsi DKI Jakarta dipastikan berlangsung dua putaran.

Direktur Citra Komunikasi Toto Izul Fatah mengungkapkan, Fauzi Bowo yang merupakan incumbent terancam gugur lantaran gagal memaksimalkan mesin partainya.

Toto menjelaskan, selain optimalisasi mesin partai, Foke sapaan Fauzi juga tidak berhasil melakukan manuver untuk membangun simpati publik.

"Contohnya saat kampanye hanya Nachrowi saja yang berorasi. Ini merupakan salah satu indikator publik kurang merespon," katanya kepada wartawan dikantor Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (11/7/2012).

Disisi lain, kehadiran Joko Widodo dengan gaya pakain nyentrik dan unik menyebabkan masyarakat Jakarta sadar dan terhanyut. Mereka (masyarakat) mudah mengingat figur Walikota Surakarta ini.

Pada putaran dua nanti, lanjut Toto, Foke masih memiliki peluang untuk memenangkan petarungan Pemilu Kada.

Syaratnya, Foke harus reaktif membuat terobosan baru yang menyentuh masyarakat. Upaya menghindari media maupun enggan tampil dipublik harus dikurangi. Tindakan demikian sangat merugikan.

"Beberapa kesalahan yang terjadi pada putaran pertama sebaiknya dievaluasi. Putaran kedua ini peluang Foke bisa dikatakan berat tetapi itu semua masih perkiraan saja," jelas Toto.

Diketahui hasil perhitungan cepat LSI menempatkan Joko Widodo/Basuki Tjahja Purnama dengan 43,04 persen, disusul Fauzi Bowo/Nachrowi Ramli (34,17 persen).

Berikutnya Hidayat Nurwahid/Didik J Rahbini (11,77 persen), Faisal Basrie/Biem Benjamin (4,83 persen), Alex Noerdin/Nono Sampono (4,37 persen) sementara Hendardji Soepandji/Ahmad Riza Patria menduduki posisi terbawah dengan perolehan suara 1,82 persen.

Direktur Riset LSI Arman Salam menambahkan, pasangan Joko/Basuki unggul di lima kotamadya di Provinsi DKI Jakarta.

"Meski begitu hasil ini juga tidak lepas dari banyaknya jumlah warga yang tidak memilih. Golput 2012 mencapai 37 persen dan lebih besar ketimbang Pilkada 2007 yaitu 35 persen," katanya.

TRIBUNNEWS