Sopir Pun Gadaikan Ponsel di Bakauheni


Sepekan terakhir, antrean panjang truk menjadi pemandangan mencolok di Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni, Lampung, dan Merak, Banten. Sopir-sopir truk harus berjuang, terjebak di antrean sehari semalam-bahkan lebih, untuk bisa naik kapal.

Tidak sedikit dari mereka yang stres, kehabisan suplai makanan. Sebagian memilih berhutang karena kehabisan uang untuk makan. "Kalau sudah begini, yang sengsara ya sopir-sopir truk seperti kami," ujar Ando (49), seorang sopir truk asal Palembang, di Bakauheni, akhir pekan lalu.

Sore itu, Ando dan tiga rekannya sesama sopir truk, tengah mer ebahkan diri di sebuah kursi besi di Dermaga II, Bakauheni. Truk-truk mereka, di antara ratusan truk yang lainnya, berada di antrean terdepan untuk masuk ke dalam kapal yang akan menuju Merak, Banten

Sejenak mereka beristirahat setelah hampir seharian sema lam terjebak dalam kemacetan dan antrean panjang truk yang hendak masuk ke Pelabuhan Bakauheni. Ando bercerita, sejak Jumat (11/2/2011) sore sekitar Pukul 17.00 WIB ia telah terjebak kemacetan antrean truk di jalan lintas pantai timur (jalipantim) Sumatera.

Ant rean panjang truk yang hendak masuk ke Bakauheni ini mengular sepanjang 3 kilometer hingga ke jalipantim. Sepekan terakhir, oleh polisi, truk-truk besar diarahkan melewati jalur ini. Mereka yang kebetulan melewati jalan lintas timur (jalintim) Sumatera, d ibuang ke jalur ini lewat Simpang Ketapang Gayam.

Bagi para sopir truk, ini artinya bencana tambahan . Sebab, kondisi jalan di jalur alternatif Gayam Ketapang ini masih rusak, banyak kubangan menyiksa. Tanjakan terjal juga banyak terdapat di jalipantim yang menuju Bakauheni. Akibatnya, segelintir truk, sempat kolaps, yaitu mogok dan rusak pada as roda atau koplingnya.

Andy (25), kernet truk asal Palembang, contohnya. Ia telah terjebak di tanjakan Gunung Pancong di jalipantim Sumatera, selama tiga hari. "Sampai sekarang belum mandi, buat makan juga diirit-irit. Inilah repotnya kalau dibuang di jalur (jalipantim) ini," ujar dia.

Ujian kesabaran

Antrean di Bakauheni sepekan terakhir ini merupakan ajang ujian kesabaran para sopir-sopir truk. Entah mengapa, oleh pengelola jasa penyeberangan kapal, mereka ini seolah dianaktirikan. Jika kendaraan lainnya, macam mobil dan bus bisa langsung naik ke kapal, lain halnya dengan mereka.

Truk-truk, khususnya yang mengangkut non-sembako, wajib antre dahulu. Mereka dikumpulkan di kantung-kantung parkir di dermaga-dermaga pelabuhan. Jika sudah begini, waktu dan biaya pun banyak terbuang. Kami yang menderita. Uang tambahan harus dikeluarkan untuk makan, tutur Andy (35), sopir truk asal Palembang.

Beberapa truk, yaitu pengangkut sembako atau barang yang mudah busuk, memang diprioritaskan untuk naik ke atas kapal. Di areal pelabuhan, antrean untuk jenis kendaraan ini kerap dikhususkan. Tetapi ya itu, biasanya tidak gratis. Umumnya, sopir kasih uang lagi ke (oknum) petugas, tutur Elon (40), seorang sopir truk.

Jaya (43), sopir truk dari Panjang, Bandar Lampung, mengatakan, jika terjadi antrean, apalagi sampai berhari-hari, mereka harus nombok uang makan. " Kalau sudah begini, bos ya tidak mau tahu. Uang jalan yang diberi ya ha rus cukup. Kalau bosnya cukup pengertian, paling-paling diberi kasbon (pinjaman)," tuturnya.

Memutar otak

Jika uang di kantong sudah menipis, sopir pun harus rela menahan lapar atau memutar otak demi bertahan. Jaya bercerita, beberapa hari lalu, seorang rekannya sampai rela menggadai ponsel di Pelabuhan Merak, semata demi dapat uang untuk makan.

Lain lagi dengan Ando. Pria yang sudah belasan tahun menjadi sopir ini memilih berpuasa . Uang di kantung saya tinggal Rp 30.000. Jakarta (tempat tujuan) masih jauh. Ya, terpaksa, seharian, subuh tadi makan hanya pakai ketan, ujar dia dengan nada bicara kian lemah.

Menurut para sopir truk, antrean truk di Bakauheni memang bukan pemandangan langka. Penumpukkan truk biasa terjadi di saat terjadinya lonjakan penumpang, menjelang hari raya atau libur. Namun, seminggu terakhir ini, antrean terkesan luar biasa. Sebab, hampir terjadi setiap hari dan antrean sangat panjang, hingga 3 km.

Terlepas dari apa penyebab pastinya, namun yang pasti, mereka yang selalu dikorbankan . Truk-truk yang selalu diminta antre. Padahal, sopir-sopir truk ini adalah agen-agen dari kegiatan perdagangan yang memutar roda ekonomi masyarakat di kedua pulau, Sumatera dan Jawa.

Sopir-sopir truk-truk pula yang membayar tarif jasa penyeberangan termahal, melebihi pengguna jasa lainnya. Tarif satu unit truk barang (jenis fuso) bisa mencapai Rp 1,180 juta. Sementara, kendaraan lain macam mobil pribadi hanya Rp 232.500.

Sudah begitu, per Desember lalu, tarifnya kan naik 20 persen. Bukannya pelayanannya membaik, yang terjadi malah seperti ini, keluh Anto Supriadi (36), sopir truk lainnya asal Bandar Lampung.

Sopir dimanjakan

Berbeda dengan di pelabuhan, di KM Musthika Kencana, sopir-sopir truk justru dimanjakan. Ketika memasuki salah satu kapal terbaik yang beroperasi di Bakauheni Merak ini, sopir-sopir diberi kupon yang bisa ditukarkan dengan dua gelas kopi di kafetaria di atas kapal milik PT Dharma Kencana ini.

Ini sekaligus trik agar para sopir-sopir truk bersedia meninggalkan dek parkir selama pelayaran. Yang terpenting, kami memberikan pelayanan lebih kepada mereka. Kasihan kan, sopir-sopir truk ini mesti lelah dan ngantuk selama berada di jalan, tutur Bambang Ruslamiyanto, pengawas KM Musthika Kencana.

Bukan hanya kopi, sopir-sopir truk dan para penumpang juga bisa menikmati fasilitas tempat tidur lesehan ataupun ruang istirahat berpendingin udara yang dilengkapi hiburan live dan karaoke, seluruhnya secara cuma-cu ma! Hal semacam ini tidak ditemukan di kapal feri lainnya.

Membuat para sopir truk merasa aman dan nyaman untuk meninggalkan truknya selama di dek kapal merupakan hal yang penting untuk keselamatan. Berdasarkan pengalaman musibah terbakarnya KM Laut Teduh II beberapa waktu lalu, diantara puluhan korban, sebagian besar adalah para sopir truk yang terjebak di dalam kendaraannya.
• (KOMPAS)


Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner


Share/Bookmark
41772-07
 
tv1one tv1one-Online.
Simplicity Edited by Ipiet's Template