Presiden Mesir, Hosni Mubarak Alihkan Kekuasaan Kepada Omar Sulaiman


Presiden Mesir, Hosni Mubarak, mengalihkan kekuasaan kepada Wakil Presiden Omar Suleiman dan meminta perubahan secara konstitusional, namun dirinya tidak mundur sebagai Presiden.

Hal ini diungkapkan Hosni Mubarak pada Kamis Malam (Jumat pagi WIB) yang disiarkan secara langsung oleh TV Nasional Mesir, di tengah ribuan orang yang menyemut di lapangan Tahrir untuk menyaksikan secara langsung peristiwa bersejarah tersebut.

Namun langkah tersebut membuat marah para demonstran di lapangan Tahrir karena hal itu berarti Mubarak mempertahankan gelar presiden dan masih mengendalikan rezim atas proses reformasi.

"Saya telah melihat perlunya mendelegasikan kekuasaan dan kewenangan dari presiden ke wakil presiden sebagaimana ditentukan dalam konstitusi," kata Mubarak sebelum mengakhiri pidatonya, menurut AP.

Hal ini, menurut laporan AP, membuat pengunjuk rasa di pusat Kairo, Lapangan Tahrir yang berharap dia akan mengumumkan pengunduran dirinya, menyaksikan dengan diam terpana pidatonya, menampar tangan mereka ke dahi sebagai pertanda kemarahan, beberapa menangis atau melontarkan sepatu mereka di udara dalam tanda penghinaan.

Setelah Mubarak menyelesaikan pidatonya, para demonstran kembali meneriakkan "Tinggalkan Tinggalkan! Tinggalkan!"

Mubarak menggunakan pasal dalam konstitusi negara itu untuk mentransfer kekuasaan jika presiden untuk "sementara" tidak dapat melaksanakan tugas dan hal itu tidak berarti pengunduran diri.

Mubarak mengatakan bahwa tuntutan pengunjuk rasa adil dan sah. Dia mengatakan ia telah meminta amandemen enam pasal konstitusi untuk menjawab tuntutan reformasi pengunjuk rasa dan bahwa ia akan menghapus hukum darurat yang dibenci - tapi dengan catatan, ketika kondisi keamanan mengizinkan, sebuah janji yang dibuat wakil presidennya awal pekan ini tetapi ditolak oleh pengunjuk rasa.

Mubarak juga menyatakan dirinya tidak mau menjadi subjek tekanan asing. Dia juga berjanji untuk menghukum mereka yang berada dibalik kekerasan selama dua minggu terakhir dan menyatakan belasungkawa kepada para keluarga korban yang tewas.

Televisi Al-Jazeera melaporkan ratusan ribu orang yang menyemut di lapangan Tahrir masih marah terhadap pidato presiden yang dinilai tidak sesuai dengan harapan.

Para demonstran mengangkat sepatu mereka sebagai bentuk kemarahan dan penghinaan terhadap Mubarak.
• (tvOne)


Masukkan Email Anda Disini untuk dapatkan BERITA terbaru :

Delivered by FeedBurner


Share/Bookmark
41772-07
 
tv1one tv1one-Online.
Simplicity Edited by Ipiet's Template